Advancie
ravikhayyu.blogspot.com
Apa yang sudah kita ketahui tentang KTP
elektronik atau e-KTP? Banyak yang mungkin sudah memilikinya, tetapi
belum mengenal secara menyeluruh. Hal yang diketahui tentang e-KTP
mungkin hanya persoalan larangan fotokopi.
E-KTP sebenarnya telah
dipakai di banyak negara. Indonesia saja yang baru mengembangkan model
kartu kependudukan ini. Dari sisi teknologi, apa saja yang menarik dari
e-KTP? Teknologi apa saja yang ada di dalamnya?
Dalam konferensi
pers tentang e-KTP yang diadakan di Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT), Rabu (15/5/2013), perekayasa yang terlibat
pengembangan e-KTP di Indonesia menguraikan bahwa teknologi dalam e-KTP
setidaknya ada empat, yakni cip, blangko atau
smart card, biometrik, dan perangkat pembaca e-KTP.
Cip
Kepala
Program Penelitian dan Perekayasa e-KTP Gembong S Wibowanto,
mengungkapkan, salah satu teknologi inti dalam e-KTP adalah cip. Cip
e-KTP adalah kartu pintar berbasis mikroprosesor dengan memori 8 KB.
Cip dalam e-KTP berfungsi menyimpan data biodata pemilik, tanda tangan, pas foto, dan dua data sidik jari.
Default sidik jari yang dipakai adalah telunjuk tangan kanan serta telunjuk tangan kiri.
Cip
e-KTP tidak tampak dari luar. Cip ini sudah memenuhi standar ISO 14443 A
dan 14443 B, mendukung kerahasian data pemilik e-KTP. Cip juga hanya
bisa dibaca oleh perangkat pembaca tertentu untuk menjamin keamanan
data.
Ke depan, cip e-KTP masih mungkin dikembangkan. Salah
satunya, dalam e-KTP generasi kedua, kapasitas penyimpanan dalam cip
akan ditambah. Penambahan akan mendukung penggunaan e-KTP selain sebagai
kartu identitas, misalnya kartu jaminan sosial dan sebagainya.
Blangko alias "smart card"
Blangko alias
smart card mungkin terlihat biasa, tetapi dibuat dengan bahan khusus
polyethylene terephthalate glycol (PET-G). Blangko ini telah lulus uji Sentra Teknologi Polimer BPPT di Puspiptek Serpong.
Kartu
terdiri dari tujuh lapisan. Cip dan antena yang menjadi komponen utama
e-KTP terletak di lapisan tengah yang memiliki ketebalan 330 mikron.
Lapisan lain berfungsi sebagai lapisan pelindung, lapisan gambar, dan
free layer dengan ketebalan sekitar 95 mikron.
Material
blangko telah didesain sehingga tahan faktor lingkungan tertentu.
Misalnya, untuk suhu, material blangko dan cip tahan temperatur antara
-25 hingga 70 derajat celsius. Blangko juga tahan tekanan dan bahan
kimia tertentu.
BiometrikBiometrik
secara sederhana adalah identifikasi individu berdasarkan ciri-ciri yang
melekat padanya. Ciri bisa berupa ciri fisiologis seperti sidik jari
dan mata ataupun ciri perilaku seperti suara.
Dalam e-KTP, ciri
individu yang digunakan dalam biometrik adalah 10 sidik jari, iris pada
dua mata dan foto wajah. Ciri tersebut secara otomatis akan disimpan ke
pusat data di Kementerian Dalam Negeri saat pemilik mengurus e-KTP.
Teknologi
biometrik dalam e-KTP punya dua fungsi. Pertama, untuk memastikan
ketunggalan identitas penduduk. Konsekuensinya, dengan teknologi ini,
penduduk tidak bisa memiliki dua e-KTP baik dengan biodata sama ataupun
berbeda.
Saat seseorang mengurus e-KTP, akan dilakukan uji
ketunggalan. Sepuluh sidik jari, dua iris mata, dan wajah akan diambil
dan dipadankan. Jika terbukti belum terdaftar, seluruh data akan
dimasukkan ke pusat data dan cip e-KTP. Jika sudah terdaftar, proses tak
bisa dilanjutkan.
Fungsi kedua biometrik adalah proses
verifikasi. Proses ini memastikan pemegang kartu adalah benar-benar
pemiliknya. Dalam proses ini, hanya data sidik jari yang dibaca dengan
bantuan perangkat pembaca e-KTP.
Perangkat pembaca e-KTPPerangkat
pembaca e-KTP sebenarnya adalah perangkat yang terpisah. Namun,
teknologi ini menjadi satu kesatuan. Tanpa pembaca e-KTP, e-KTP tak
berfungsi karena data-data penting di dalamnya tak bisa diketahui.
Perangkat
pembaca e-KTP dilengkapi dengan modul biometrik sidik jari. Modul
tersebut berfungsi memadankan sidik jari pemegang KTP dengan sidik jari
yang tersimpan dalam e-KTP. Jika cocok, terkonfirmasi bahwa pemegang
e-KTP benar-benar pemiliknya.
Untuk menggunakan perangkat
pembaca, e-KTP terlebih dahulu diletakkan pada perangkat tersebut.
Keterangan e-KTP bisa dibaca akan muncul dalam waktu kurang lebih 10
detik. Bila tak bisa dibaca, besar kemungkinkan e-KTP tersebut palsu.
Proses
selanjutnya, pemegang e-KTP diminta meletakkan sidik jari pada modul
biometrik sidik jari. Apabila sidik jari cocok dengan sidik jari yang
tersimpan dalam e-KTP, data yang ada dalam cip e-KTP akan muncul. Bila
tidak, akses pada data akan ditolak.
Dengan mengenal teknologi
dalam e-KTP, pemilik bisa memiliki pengetahuan yang benar. Dengan
teknologi yang ada, e-KTP tidak akan rusak jika difotokopi, tetapi akan
rusak bila di-stapler. E-KTP juga takkan rusak bila terkena air kecuali
air dengan suhu di atas 75 derajat celsius.
Ke depan, teknologi
e-KTP akan terus dikembangkan. Ada ide agar e-KTP sekaligus berfungsi
sebagai kartu jaminan sosial, kartu debet, dan sebagainya. Sementara
perangkat pembacanya juga akan terus dikembangkan sehingga sesuai dengan
kebutuhan banyak pihak.